Advertisement

Responsive Advertisement

Manajemen TI dengan ITIL 4 untuk Atasi Antrean dan Kemacetan UINSA dengan SMART KTM

 Sistem manajemen layanan teknologi informasi (TI) sangat penting dalam mendukung operasional kampus modern, terutama dalam hal layanan yang berdampak langsung pada kenyamanan pengguna, seperti sistem parkir. Di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), penggunaan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang terintegrasi dengan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) untuk akses parkir bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi. Namun, penerapannya justru menimbulkan beberapa masalah operasional, seperti antrean panjang dan kemacetan, terutama pada jam sibuk.

Framework ITIL 4 dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengelola layanan TI ini, dengan tujuan memperbaiki proses dan menciptakan nilai yang lebih baik bagi pengguna. Mari kita lihat bagaimana ITIL 4 dapat diterapkan pada kasus ini, khususnya pada praktik manajemen insiden, manajemen masalah, dan manajemen perubahan.

Masalah yang Terjadi: Sistem Parkir KTM Terintegrasi RFID

UINSA menerapkan sistem parkir yang menggunakan KTM dengan teknologi RFID sebagai kunci masuk dan keluar. Pengguna harus memindai KTM mereka untuk mengakses parkir, dan pada saat keluar, mereka juga diminta menunjukkan STNK serta KTM. Meskipun sistem ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan, dalam praktiknya muncul beberapa masalah, terutama:

  • Antrean panjang saat masuk dan keluar kampus, terutama pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari.
  • Kemacetan di pintu keluar karena proses verifikasi ganda (KTM dan STNK) yang memakan waktu lama.
  • Pengguna sering kesulitan karena kartu KTM kadang tidak terbaca dengan baik atau STNK tidak segera ditemukan, yang memperpanjang waktu tunggu.

Pendekatan ITIL 4 untuk Mengatasi Masalah

1. Service Value System (SVS)

SVS adalah konsep ITIL 4 yang menjelaskan bagaimana berbagai komponen organisasi bekerja bersama untuk menciptakan nilai melalui layanan. Berikut adalah analisis berdasarkan elemen-elemen SVS:

  • Opportunity/Demand: Ada permintaan untuk sistem parkir yang lebih aman dan efisien di kampus, yang menciptakan kesempatan untuk meningkatkan infrastruktur layanan parkir menggunakan teknologi KTM terintegrasi dengan RFID.

  • Guiding Principles: Beberapa prinsip panduan dapat diterapkan untuk masalah ini:

    • Focus on Value: Sistem parkir harus memberikan nilai kepada pengguna dengan memastikan keamanan dan kelancaran. Namun, dalam kasus ini, fokus pada keamanan berlebihan (misalnya, verifikasi STNK dan KTM) justru mengurangi kenyamanan pengguna.
    • Start Where You Are: Evaluasi sistem saat ini (RFID dan KTM) untuk melihat apa yang bekerja dan apa yang tidak. Penggunaan kembali infrastruktur yang ada dapat menjadi salah satu solusi.
    • Optimize and Automate: Identifikasi area yang bisa dioptimalkan, seperti mengurangi langkah verifikasi ganda atau mempercepat pembacaan RFID.
  • Governance: Aturan yang mengelola sistem parkir, termasuk kebijakan keamanan dan alur kerja, harus dipertimbangkan untuk memastikan kebijakan ini tidak memperlambat layanan. Jika kebijakan yang terlalu ketat menyebabkan kemacetan, ini perlu ditinjau kembali.

  • Service Value Chain (SVC): SVC adalah bagian dari SVS yang berfokus pada langkah-langkah yang digunakan untuk menciptakan nilai. Dalam kasus ini, proses yang terkait dengan pemberian layanan parkir perlu diperbaiki. Ini akan dianalisis lebih lanjut di bagian SVC di bawah.

  • Continual Improvement: Proses perbaikan terus menerus harus diterapkan untuk memastikan sistem parkir dioptimalkan berdasarkan masukan pengguna dan data yang dikumpulkan dari operasi sehari-hari.

2. Service Value Chain (SVC)

SVC terdiri dari aktivitas utama yang mengubah permintaan menjadi layanan bernilai. Berikut adalah bagaimana aktivitas SVC diterapkan dalam kasus sistem parkir ini:

  • Plan: Langkah pertama adalah merencanakan sistem parkir yang lebih baik dengan mengidentifikasi kebutuhan pengguna (misalnya, akses cepat, aman, dan efisien), serta sumber daya yang diperlukan untuk mendukung peningkatan layanan.

  • Improve: Evaluasi sistem RFID yang ada dan cari cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Misalnya, mengurangi langkah verifikasi ganda atau menggunakan teknologi yang lebih baik untuk pembacaan KTM.

  • Engage: Dapatkan umpan balik dari pengguna (mahasiswa, staf, dan pihak terkait) untuk memahami tantangan mereka. Pengalaman pengguna sehari-hari dapat memberikan wawasan penting tentang bagaimana sistem dapat dioptimalkan.

  • Design and Transition: Rancang solusi baru, misalnya, dengan mengintegrasikan aplikasi mobile untuk parkir atau menggunakan teknologi sensor otomatis yang lebih efisien. Setelah solusi baru dirancang, uji coba transisi dari sistem lama ke sistem baru secara bertahap.

  • Obtain/Build: Setelah solusi baru diputuskan, bangun infrastruktur yang dibutuhkan, seperti pemasangan perangkat pembaca RFID yang lebih baik atau pengembangan aplikasi parkir mobile.

  • Deliver and Support: Sistem baru perlu diterapkan dan didukung dengan layanan pelanggan yang baik, seperti memastikan teknisi siap untuk memperbaiki masalah, memberikan panduan penggunaan, dan menyediakan layanan dukungan cepat jika terjadi kesalahan.

3. Four Dimensions of Service Management

Keempat dimensi dalam ITIL 4 memberikan sudut pandang yang lebih luas tentang bagaimana layanan TI dioperasikan. Berikut analisis berdasarkan dimensi tersebut:

  1. Organizations and People:

    • Organisasi dan Staf: Bagian pengelola parkir dan staf di pintu masuk perlu diberikan pelatihan tentang bagaimana memanfaatkan sistem RFID secara efektif. Selain itu, penting untuk memiliki tim teknis yang siap menangani masalah teknis.
    • Pengguna: Mahasiswa dan staf perlu mendapatkan sosialisasi mengenai bagaimana menggunakan sistem dengan benar, sehingga mereka tidak lagi mengalami kesulitan yang memperlambat proses parkir.
  2. Information and Technology:

    • Teknologi: Sistem RFID yang digunakan harus ditinjau untuk memastikan bahwa pembaca kartu berfungsi secara efisien. Peningkatan pada teknologi RFID atau penggunaan sensor otomatis dapat mengurangi antrean.
    • Informasi: Pengumpulan data terkait waktu tunggu dan masalah teknis juga penting untuk evaluasi dan perbaikan sistem. Analisis data ini akan membantu menentukan kapan terjadi lonjakan antrean atau kegagalan pembacaan RFID.
  3. Partners and Suppliers:

    • Pemasok Teknologi: Kerjasama dengan vendor penyedia teknologi RFID perlu dievaluasi untuk memastikan bahwa mereka menyediakan perangkat berkualitas tinggi dan dapat memberikan dukungan teknis yang cepat.
    • Mitra: Jika pengelolaan parkir dilakukan oleh pihak ketiga, perlu ada evaluasi terhadap SLA (Service Level Agreement) untuk memastikan layanan sesuai dengan kebutuhan kampus.
  4. Value Streams and Processes:

    • Alur Proses: Alur masuk dan keluar parkir saat ini perlu dianalisis. Proses verifikasi KTM dan STNK yang memperlambat alur kendaraan perlu disederhanakan atau diotomatisasi. Mengidentifikasi "bottleneck" di pintu masuk atau keluar bisa membantu mengurangi kemacetan.
    • Aliran Nilai: Fokus pada menciptakan nilai bagi pengguna, yaitu memberikan akses parkir yang cepat dan aman tanpa harus mengorbankan waktu dan kenyamanan mereka.
  1. Manajemen Insiden: Mengatasi Antrean Panjang dan Gangguan Sistem RFID Dalam ITIL 4, manajemen insiden berfokus pada pemulihan layanan dengan cepat untuk meminimalkan dampak pada pengguna. Dalam kasus ini, antrean panjang dan kemacetan merupakan "insiden" yang mengganggu kelancaran operasional.

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan:

    • Identifikasi Insiden: Melakukan pencatatan atas keluhan dan laporan dari mahasiswa dan staf terkait antrean panjang dan kemacetan di pintu masuk dan keluar parkir.
    • Investigasi dan Diagnosa: Memeriksa apakah masalah terjadi karena keterlambatan dalam pemrosesan RFID atau masalah teknis pada sistem pembacaan KTM.
    • Solusi Jangka Pendek: Menambah staf di pintu parkir selama jam sibuk untuk mempercepat proses verifikasi manual (KTM dan STNK), serta mengoptimalkan pembacaan RFID melalui kalibrasi perangkat.
    • Pemulihan Layanan: Memastikan aliran kendaraan berjalan lebih lancar dengan meminimalkan waktu verifikasi.

    Dengan langkah-langkah tersebut, insiden kemacetan dapat diatasi sementara waktu, namun perlu ada solusi jangka panjang untuk mencegah masalah ini terulang.

  2. Manajemen Masalah: Mengidentifikasi Akar Permasalahan Setelah insiden diatasi sementara, manajemen masalah dalam ITIL 4 bertujuan untuk menemukan akar penyebab dari masalah yang sering terjadi. Dalam kasus ini, masalah utama adalah proses verifikasi ganda yang memakan waktu lama, serta seringnya RFID tidak terbaca dengan baik.

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan:

    • Identifikasi Akar Masalah: Melakukan analisis lebih mendalam terhadap penyebab antrean panjang, termasuk apakah disebabkan oleh kinerja sistem RFID yang tidak stabil atau prosedur yang terlalu kompleks (verifikasi KTM dan STNK).
    • Rencana Perbaikan: Mengkaji ulang prosedur keluar parkir yang mengharuskan verifikasi STNK, apakah bisa disederhanakan atau dihilangkan. Meningkatkan kualitas pembaca RFID atau mengganti perangkat yang sudah usang.
    • Pemantauan Lanjutan: Setelah perbaikan dilakukan, tim TI perlu memantau secara aktif kinerja sistem RFID dan memeriksa apakah antrean masih terjadi di jam sibuk.

    Manajemen masalah membantu untuk mencegah masalah berulang dengan memperbaiki akar penyebabnya, bukan hanya mengatasi gejalanya.

  3. Manajemen Perubahan: Implementasi Sistem Baru Untuk jangka panjang, manajemen perubahan di ITIL 4 dapat diterapkan untuk memperbaiki atau mengganti sistem parkir yang ada. Misalnya, kampus dapat beralih ke sistem parkir otomatis dengan sensor yang lebih canggih atau aplikasi mobile yang terintegrasi, tanpa memerlukan verifikasi STNK manual.

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan:

    • Evaluasi Perubahan: Menganalisis opsi lain, seperti penggunaan aplikasi mobile yang memungkinkan mahasiswa dan staf untuk melakukan reservasi parkir sebelumnya dan memverifikasi identitas mereka secara digital.
    • Uji Coba Perubahan: Sebelum implementasi penuh, lakukan uji coba terbatas pada satu pintu masuk untuk melihat bagaimana perubahan berdampak pada aliran kendaraan dan apakah kemacetan dapat dikurangi.
    • Penerapan Perubahan: Jika uji coba berhasil, implementasi sistem baru secara menyeluruh dapat dilakukan di seluruh gerbang parkir dengan dukungan pelatihan bagi staf yang bertugas.
    • Tinjauan dan Optimasi: Setelah perubahan diterapkan, lakukan tinjauan secara berkala untuk memastikan sistem baru berfungsi optimal dan sesuai dengan harapan.

    Dengan perubahan yang tepat, kampus dapat meningkatkan pengalaman pengguna, mengurangi antrean, dan mengelola sistem parkir dengan lebih efisien.

Kesimpulan

Framework ITIL 4 memberikan pendekatan yang terstruktur untuk menangani masalah layanan TI seperti sistem parkir terintegrasi RFID di UINSA. Dengan menerapkan praktik manajemen insiden, manajemen masalah, dan manajemen perubahan, UINSA dapat meningkatkan layanan parkir mereka, mengurangi antrean panjang dan kemacetan, serta memastikan pengalaman yang lebih baik bagi mahasiswa dan staf. Pendekatan ini juga memungkinkan pengelolaan layanan TI yang lebih proaktif dan responsif terhadap kebutuhan pengguna.

Post a Comment

0 Comments