PERAN DAN INOVASI MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE DALAM
MEWUJUDKAN REVOLUSI 5.0
Mahasiswa adalah sumber daya manusia yang diharapkan
memiliki kemampuan dan kapasitas dalam mempersiapkan era revolusi 5.0. dalam
rangka mempersiapkan sumberdaya manusia yang unggul dan bersaing di era revolusi
5.0 dibutuhkan peranan dar sleuruh elemen masyarakat yang terdiri dari
pemerintah Lembaga NGO, akademisi serta masyarakat. Banyak metode yang
digunakan seperti kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat dan (FGD) Focus
Group Discussion. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa serta menanamkan karakter menjadi agen of
change.
Saat ini telah masuk berbagai teknologi yang
mengintegrasikan ruang maya dan artificial intelligence. Diharapkan mahasiswa
mampu mengembangkan inovasinya dengan masuknya teknoologi baru yang menuntuk
mahasiswa untuk berfikitr kritis inovatif dan kreatif. Seiring dengan kemajuan
teknologi ini sosial media menjadi alat komunikasi yang dapat membantu
mahasiswa untuk berkolaborasi, akses informasi mudah didapat melalui genggaman
serta dapat menyebarkan ilmu melalui informasi yang didapat. Dalam hal ini kita
harus bijak dalam menggunakan media sosial, karena sering terjadi kasus ancaman
cyber salah satunya adalah hoax. Jika kita tidak mematasi diri dengan berita
berita yang tidak benar kita akan terpengaruh oleh isu negative. Perlunya memilah
dan memilih informasi yang benar memang penting karena jika isu hoax dapat
menjadikan ujaran kebencian dan menyebabkan konflik antar golongan hingga timbul
perpecahan.
Potensi mahasiswa sebagai penentu kehidupan bangsa dimasa
depan penjadi pandangan dari setiap negara. Untuk itu Indonesia harus mampu
membuat suatu inovasi dari potensi anak bangsa. Mahasiswa harus memiliki banyak
inovasi yang menjadi modal penting era revolusi 5.0. dalam menghadapi era
revolusi 5.0 para mahasiswa harus memiliki strategi agar sukses antara lain dengan
mengikuti perkembangan zaman, Leadership atau
kepemimpinan, Language skills atau kemampuan berbahasa asing, teknologi IT, dan
Writing skills. Para mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan
strategi tersebut agar dapat bersaing dan sukses serta terus berinovasi untuk
menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Perguruan tinggi bharus mengambil peran
dalam menyiapkan para mahasiswa guna manjadikan agen of change yang siap
ditempa untuk menjadikan sumber daya yang kompeten di segala bidang.
berdasarkan riset World Economic Forum (WEF) 2020, terdapat 10 kemampuan utama yang
paling dibutuhkan untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, yaitu bisa
memecahkan masalah yang komplek, berpikir kritis, kreatif, kemampuan
memanajemen manusia, bisa berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan
emosional, kemampuan menilai dan mengambil keputusan, berorientasi
mengedepankan pelayanan, kemampuan negosiasi, serta fleksibilitas kognitif. 10
Kemampuan ini juga relevan dalam menghadapi Society 5.0.
Sebagai agen perubahan dalam rangka menuju
era society 5.0 menjadi pintar saja tidak cukup. Dalam hidup, perlu adanya 4C
(Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration), 4C tersebut
merupakan hal dimana kita harus mampu untuk berpikir dan bertindak secara
kreatif, serta berpikir kritis dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang
ada, karena dunia akan melesat maju tanpa memberi kesempatan untuk bersiap,
sehingga manusia yang harus selalu beradaptasi dengan segala perubahan untuk
melanjutkan hidup yang lebih berarti.
Generasi muda sangat dibutuhkan di era society 5.0 karena generasi muda
memiliki perilaku kreatif dan inspiratif, dan cenderung membangun pola kerja
mereka dengan keterampilan interpersonal yang kuat. Generasi muda harus siap
dalam menhadapi Era Society 5.0 di Indonesia, yaitu dengan memanfaatkan Sumber
Daya Alam (SDM) yang ada karena SDM dalam negeri tidak kalah berkualitas dengan
SDM luar negeri. Dengan adanya society 5.0 ini pastinya akan memberikan dampak
positif bagi masyarakat, serta dapat mengembangkan SDM Indonesia. Jadi kita
sebagai generasi muda Indonesia harus melakukan aksi atau sebuah peran dimana
kita bisa bertahan di era society 5.0. Lantas bagaimana peran kita sebagai
generasi muda sebagai agent of change dalam menghadapi era society 5.0 ?
mempunyai daya kritis
yang tinggi. Sekarang di dalam dunia ini semakin menyatu antara dunia maya dan
dunia nyata, maka generasi muda harus memiliki daya kritis yang tinggi,
pasalnya sekarang masih banyaknya informasi yang ada di media sosial atau media
informasi yang sumbernya tidak jelas tetapi sangat mendistorsi realita. mempunyai
karakter yang kolaboratif, emansipatif, kreatif, inovatif, dan inklusif. Dengan
nilai kolaboratif kita diajarkan untuk bekerjasama, yaitu dengan saling memberi
dan menerima sebagai bentuk saling ketergantungan secara positif dan belajar
mengontrol ego individu. Sementara nilai emansipatif mengedepankan konsep
egaliter atau sederajat yang memandang setiap individu untuk mempunyai
kedudukan dan hak yang sama dalam setiap aspek kehidupan. Nilai kreatif
mengajarkan kita untuk memperkaya perspektif dalam menghadapi setiap persoalan,
sehingga mampu melahirkan gagasan dengan berbagai alternatif solusi. Sedangkan,
nilai inovatif menolong kita untuk tidak terjebak dalam zona nyaman dan selalu
berusaha untuk menemukan gagasan-gagasan baru yang memberikan nilai tambah
secara lebih optimal. Sedangkan melalui nilai inklusif mengajarkan kita untuk
membudayakan lingkungan sosial yang terbuka, menghormati kemajemukan, dan
menghargai serta merangkul perbedaan, peranan generasi muda atau
generasi millennial dalam era society 5.0 ini antara lain adalah sebagai
talenta digital, wirausahawan digital, ataupun potensial dari produk-produk
domestik.
Peranan mahasiswa dalam kehidupan
bermasyarakat memiliki pengaruh yang sangat penting, nilai-nilai yang melekat
pada mahasiswa harus diterapkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat,
dari hasil pelaksanaan kegiatan tersebut dapat di dilihat bahwa pola fikir dan
sudut pandang mahasiswa memiliki perubahan, akan kesadaran pentingnya perananan
mahasiswa dalam pembangunan politik di Era Society 5.0 dan Revolusi Industri
4.0. Society 5.0. karakter yang siap tumbuh dan berpartisipasi langsung dalam
kehidupan bermasyarakat, hal tersebut dimkasud untuk menunjukan bagaimana peran
mahasiswa di lingkungan sosial masyarakat, karena dalam hal ini secara tidak
langsung masyarakat memiliki penilaian yang lebih terhadap mahasiswa, karena
dianggap sebagai manusia yang memiliki intelektual, norma dan nilai yang lebih
tinggi derajatnya. pentingnya nilai-nilai yang harus melekat pada mahasiswa
yaitu Social Control (Kontrol Sosial) mahasiswa sebagai Social Control harus
mampu memiliki bersikap kritis terhadap fenomena yang terjadi, Iron Stock
(Generasi Penerus) Mahasiswa diharapkan menjadi manusia yang memiliki kemampuan
dan akhlak mulia, Moral Force (Gerakan Moral) Mahasiswa sebagai Moral Force
dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, Political Control (Kontrol Politik)
Mahasiswa sebagai Political Control dalam hal mahasiswa memiliki tugas guna
meningkatkan kesadaran dan pengawasan politik, Guardian of Value (Penjaga
nilai-nilai luhur). Mahasiswa sebagai Guardian of Value merupakan komunitas akademis
pencari kebenaran dan berlogika ilmiah. Mahasiswa sebagai generasi penerus
suatu bangsa akan membawa arah perubahan dan perkembangan sosial, fenomena
perkembangan dan perubahan sosial tersebut menuntut peranan penting mahasiswa,
mahasiswa juga dituntut untuk memiliki peranan penting dalam masyarakat, karena
tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat sosial, oleh
kerana itu perubahan paradigm akan pentingnya peranan mahasiswa didalam
lingkungan sosial sangat penting untuk dikembangkan, kegiatan ini merupakan
salah satu cara yang cukup berpengaruh untuk menanamkan nilai-nilai tersebut
kepada mahasiswa sebagai agen perubahan dan penerus bangsa
Peran besar ini selalu ditanamkan kepada mahasiswa bahkan sejak memasuki bangku perkuliahan. Mahasiswa diharapkan bisa menjalankan peran ini dengan baik.. Mahasiswa perlu membangun kesadaran akan potensinya dan tidak diam saja ketika melihat realita sosial. Tidak mudah percaya arus informasi. Sebagai kalangan terdidik, mahasiswa harus berani mempertanyakan status quo dan mendobraknya agar terjadi perubahan.. Sementara itu perubahan tidak bisa terjadi tanpa adanya aksi nyata. Mahasiswa harus saling bahu-membahu untuk melakukan aksi tersebut dan mengubah keadaan. Selain itu, mahasiswa perlu membangun keberanian dan sikap kritis. . Mahasiswa dianggap memiliki akses yang lebih mudah terhadap ilmu pengetahuan. Dengan kemudahan tersebut mahasiswa dapat menambah wawasan. Mengasah kemampuan berpikir serta belajar mempertajam analisis terhadap sesuatu termasuk kondisi sosial.
Mahasiswa dapat menjalankan perannya sebagai agen
perubahan dan membawa masyarakat pada tatanan sosial yang lebih adil. Ketika
mahasiswa mampu melihat secara kritis kondisi sosial yang ada maka ia bisa
mengupayakan perubahan agar masyarakat hidup dalam kondisi yang lebih ideal.. Namun
peran ini tentunya tak mudah. Nyatanya tak semua mahasiswa mampu mengemban
peran-peran tersebut. Mahasiswa perlu terus belajar dan menambah pengetahuan
agar bisa menjalankan perannya.. Pengetahuan ini menjadi bekal mahasiswa untuk
menjalani 5 peran tersebut. Upaya-upaya yang bisa dilakukan mahasiswa untuk
menambah wawasannya contohnya membaca buku, berdiskusi, mengadakan forum tentang kajian keagamaan yang
melibatkan para generasi milenial tentang ancaman yang mungkin akan terjadi
pada industri 4.0. Pendakwah yang dihadirkan harus mampu membuat para milenial
mempunyai pandangan yang cerdas dan cerah dengan cara mengkategorikan kehidupan
yang akan dihadapi dengan tetap memperhatikan perkembangan yang ada. Milenial
cerdas berasal dari dalam diri dengan cara menanggapi perkembangan yang sudah
pasti memiliki dampak positif dan negatif. Membentuk pondasi yang kokoh
merupakan tujuan dari diadakannya forum keagamaan ini yang tentunya para kaum milenial
sudah memiliki iman yang kuat dalam mengontrol diri. Meskipun tidak
mudah, sejauh ini contoh-contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan
membuktikan bahwa peran tersebut bisa dijalankan. Mahasiswa bisa menjadi agen
perubahan.
0 Comments