Advertisement

Responsive Advertisement

Gebrakan Trenggalek: Kampus di Gunung Wilis dan Revolusi Hijau yang Mengubah Masa Depan!

Trenggalek Menuju Masa Depan Hijau: Sinergi Kampus, Pemerintah, dan Inovasi Berkelanjutan

Trenggalek, sebuah kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur, kini berada di garis depan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan kekayaan alam yang melimpah, Trenggalek bertransformasi menjadi pusat inovasi yang didorong oleh sinergi pemerintah, institusi pendidikan tinggi, dan sektor bisnis. Kolaborasi lintas sektor ini memperkuat strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis komunitas, menciptakan ekosistem yang siap menyambut tantangan masa depan.

Dalam sebuah kuliah umum yang disampaikan oleh Rektor UINSA dan Bupati Trenggalek , bersamaaan dengan latar belakang beliau yang telah mengambil short course dari University of California, Irvine, tema utama yang dibahas adalah akselerasi pembangunan di wilayah rural melalui kolaborasi multisektor. Fokus diskusi termasuk opsi investasi untuk mendukung percepatan pembangunan, pemanfaatan energi terbarukan seperti biomassa dan cofiring, serta implementasi kebijakan net-zero carbon di wilayah pedesaan.

Sinergi UINSA dan Pemerintah Daerah Trenggalek: Mewujudkan Kampus Berkelanjutan di Gunung Wilis

Salah satu langkah strategis dalam pembangunan Trenggalek adalah sinergi antara Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan pemerintah daerah Trenggalek. Kolaborasi ini diperkuat dengan penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang melibatkan Bupati Trenggalek dan Rektor UINSA. Perjanjian ini tidak hanya menandai komitmen bersama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, tetapi juga mencakup rencana ambisius untuk membangun kampus baru di kawasan Gunung Wilis, yang akan menjadi pusat pendidikan dan riset berkelanjutan di wilayah tersebut.

Kampus yang akan dibangun di atas lahan perbukitan Gunung Wilis ini diharapkan menjadi pionir dalam pengembangan pendidikan berbasis lingkungan. Dengan lokasi yang strategis dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, kampus ini dirancang untuk mendukung riset mengenai lingkungan, energi terbarukan, dan pembangunan pedesaan. Fasilitas ini juga akan menjadi tempat bagi mahasiswa dan peneliti untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat diterapkan langsung di wilayah rural Trenggalek, termasuk dalam proyek mitigasi risiko lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Kolaborasi Multisektor untuk Pembangunan Berkelanjutan

Sinergi antara UINSA dan pemerintah Trenggalek menjadi salah satu contoh bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah. Melalui konsep "living lab", kampus di Gunung Wilis diharapkan menjadi pusat eksperimen yang menggabungkan teknologi dan praktik tradisional untuk menciptakan model pembangunan berkelanjutan. Program-program seperti pengembangan jalur serapan air untuk mengurangi banjir, water harvesting untuk memanfaatkan limpasan air hujan, serta penanaman hutan untuk mengurangi jejak karbon menjadi fokus utama.

Inisiatif ini juga tidak hanya berfokus pada lingkungan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Proyek-proyek seperti penciptaan green jobs, pengelolaan hutan komunitas, serta pemberdayaan petani lokal dalam program penanaman pohon berkelanjutan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah tanpa mengorbankan kelestarian alam.

Investasi dan Pembangunan: Emas Hijau dan Emas Biru

Investasi dari luar, termasuk keterlibatan investor Australia dalam tambang emas, telah memberikan dorongan ekonomi di Trenggalek. Namun, pemerintah daerah kini mengalihkan perhatian pada "emas hijau" dan "emas biru" sebagai sumber kekayaan baru. Emas hijau merujuk pada hutan dan keanekaragaman hayati yang dapat dimonetisasi melalui program carbon offset, sementara emas biru melambangkan potensi kelautan yang dikelola secara berkelanjutan.

Startup lokal, yang didukung oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), juga mulai beroperasi dalam perdagangan karbon. Mereka menawarkan solusi untuk menghitung jumlah serapan karbon dan menyediakan bibit pohon yang dijual kepada investor sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. Hal ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat, sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.

Pembangunan di Gunung Wilis: Tantangan dan Kesempatan

Pembangunan kampus di Gunung Wilis membawa tantangan tersendiri. Kawasan ini memiliki risiko alam seperti erosi dan penurunan kualitas jalur serapan air. Oleh karena itu, rencana pembangunan harus disertai dengan solusi untuk mitigasi risiko lingkungan, termasuk pemanfaatan teknologi water harvesting dan pengelolaan limpasan air. Dengan begitu, kampus tidak hanya menjadi pusat akademik, tetapi juga contoh nyata dari arsitektur berkelanjutan yang selaras dengan alam.

Program hop-on hop-off juga diusulkan sebagai bagian dari infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan, memudahkan mobilitas mahasiswa, dosen, dan peneliti di sekitar kawasan perbukitan. Konsep ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jejak karbon dan mendorong pola hidup berkelanjutan di lingkungan kampus.

Masa Depan Trenggalek dan Pembangunan Berkelanjutan

Dengan penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah antara UINSA dan pemerintah Trenggalek, langkah menuju pembangunan berkelanjutan semakin nyata. Kampus baru di Gunung Wilis akan menjadi simbol kolaborasi lintas sektor, mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pembangunan daerah dalam satu ekosistem yang selaras dengan alam.

Kolaborasi ini juga menjadi bukti bahwa Trenggalek tidak hanya bertumbuh secara ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan dukungan riset dan inovasi dari UINSA, serta investasi dari sektor bisnis dan pemerintah, Trenggalek memiliki potensi untuk menjadi model pembangunan berkelanjutan yang dapat diadaptasi oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

Post a Comment

0 Comments