🌱 Awal Cerita: Dari Rasa Penasaran ke Praktik Nyata
Kalau kamu pernah jadi mahasiswa IT (atau setidaknya pernah jadi “korban” tugas dosen), pasti familiar dengan kalimat ini:
“Silakan buat laporan, lalu praktekan di laptop masing-masing.”
Nah, tugas kali ini agak berbeda. Bukan sekadar coding atau bikin presentasi, tapi bermain dengan Docker.
Docker ini sebenarnya keren banget, tapi buat yang baru dengar, mungkin agak bikin kening berkerut. Singkatnya: Docker itu semacam “kontainer ajaib” yang bisa membawa aplikasi ke mana pun, tanpa ribet mikirin instalasi manual. Jadi kalau biasanya install WordPress butuh XAMPP, database, konfigurasi ribet—di Docker tinggal tarik image, jalankan container, beres deh.
Tugas kami: migrasi image WordPress dan MySQL ke Docker Hub, lalu tarik lagi ke lokal.
Terdengar gampang? Hmm… gampang kalau sudah tahu caranya. Tapi jujur aja, pertama kali buka CMD rasanya kayak mau nge-hack NASA. 😂
🎯 Apa Sih Tujuan Kita?
Daripada ribet, kami sepakat: tujuan praktikum ini bukan cuma “biar dapat nilai”, tapi juga:
-
Belajar gimana caranya push & pull image ke Docker Hub.
-
Paham gimana WordPress bisa jalan bareng MySQL tanpa drama.
-
Membuktikan bahwa teknologi ini bisa bikin hidup developer lebih chill.
🛠️ Senjata yang Kami Gunakan
Bayangkan ini kayak masak mie instan tengah malam. Kamu butuh:
-
Docker Desktop: ibarat kompor.
-
Command Prompt (CMD): sendok & garpu.
-
Internet: air panas (tanpa ini, mie instan cuma mie kering 😅).
🔧 Proses Migrasi: Dari “Apa Ini?” ke “Oh, Gitu Doang”
1. Login ke Docker Hub
Buka CMD, ketik:
Masukkan username & password.
Jujur, momen ini agak bikin deg-degan, rasanya kayak login akun medsos, takut salah password. Bedanya, kalau gagal login di Docker, nggak ada notif “Apakah ini kamu?”.
2. Push Image ke Docker Hub
Setelah sukses login, kami mulai mengunggah image WordPress & MySQL ke Docker Hub.
Waktu push ini lumayan bikin sabar diuji. Bayangkan upload video TikTok 1 menit tapi di jaringan WiFi kos-kosan. Progres bar-nya bikin kita ngelamun sambil mikir: “Kalau internet mati, ulang lagi nggak ya?”
3. Pull Image dari Docker Hub
Setelah push berhasil, sekarang saatnya tarik lagi (biar yakin ini beneran masuk).
Di tahap ini, rasanya kayak upload foto ke Instagram, lalu cek profil buat memastikan fotonya muncul. “Aman! Masuk kok!”
4. Menjalankan Container
Nah, bagian paling seru: bikin WordPress & MySQL hidup bareng.
WordPress:
MySQL:
Tips: jangan lupa ganti your_password
dengan password beneran. Kalau pakai password 123
, jangan kaget kalau nanti kena tegur dosen: “Ini password apa kode WiFi?” 😆
5. Verifikasi Container
Untuk memastikan dua container jalan dengan baik, kami ketik:
Kalau muncul daftar container aktif, rasanya kayak liat status WhatsApp: “Online sekarang”.
6. Mengakses WordPress di Browser
Momen penentuan: buka browser → ketik
👉 http://localhost:8080
Dan… taraaa 🎉 WordPress muncul dengan indahnya.
Sambil senyum puas, kami sadar: “Oke, ternyata tugas ini nggak seseram yang dibayangkan.”
📊 Hasil yang Kami Dapat
-
WordPress jalan mulus di browser.
-
MySQL terkoneksi sebagai backend.
-
Semua proses berjalan tanpa drama instalasi manual.
-
Plus, kami jadi punya pengalaman yang bisa diceritakan (dan ditulis di blog ini 😎).
✨ Kesimpulan: Docker Itu… Menyelamatkan Waktu & Energi
Kalau biasanya install WordPress butuh waktu berjam-jam, di Docker semua bisa selesai dalam hitungan menit. Migrasi image ke Docker Hub juga bikin hidup lebih fleksibel. Mau pindah laptop? Tinggal pull image, jalan lagi.
Pengalaman ini bikin kami sadar:
-
Docker = sahabat baru developer.
-
Belajar teknologi nggak harus kaku, bisa sambil ketawa juga.
-
Tugas dosen kadang menyebalkan, tapi kalau dibawa enjoy, hasilnya bisa jadi pengalaman berharga.
🎉 Penutup
Jadi, buat kamu yang lagi belajar Docker, jangan takut duluan lihat baris perintah. Percayalah, setelah dicoba, perintahnya nggak sesulit lirik lagu K-Pop.
Sekarang pertanyaannya:
👉 Kamu sudah siap mencoba bikin container WordPress & MySQL versimu sendiri, atau masih pengen nonton tutorial di YouTube dulu? 😜
0 Comments