Advertisement

Responsive Advertisement

Pengaruh hormon tiroid terhadap kecerdasan anak


 

hormon tiroid si ibu ketika hamil akan mempengaruhi kecerdasan anak yang akan dilahirkan nantinya karena Menurut penelitian, ibu hamil harus menjalani pemeriksaan tiroid pada trimester pertama untuk meningkatkan kecerdasan anak yang akan dilahirkannya. Kelenjar yang terletak di leher bagian depan itu dapat menghasilkan hormon yang memicu perkembangan otak janin.

Penelitian dari para pakar India yang dimuat  dalam jurnal National Center for Biotechnology Information edisi September-Oktober menunjukkan, anak-anak yang lahir dari ibu dengan tingkat tiroksin rendah akan lebih penuh perjuangan di sekolah. Mereka akan mengalami gangguan perkembangan kognitif dan psikomotorik.


Pada masa dewasa, tiroid yang kurang aktif dapat menyebabkan kelelahan, kepekaan terhadap dingin, kenaikan berat badan, depresi, nyeri, dan mati rasa.

Penelitian berbeda yang dipimpin oleh Dr. Martijn Finken dari VU University Medical Center di Amsterdam, Belanda, melacak 1.196 anak-anak sehat sejak lahir hingga usia lima tahun, setelah mencatat kadar tiroksin ibu mereka pada kehamilan 12 minggu.

Mereka kemudian melihat nilai tes anak-anak untuk bahasa dan aritmetika. Anak-anak yang lahir dari ibu dengan tingkat tiroksin dua kali lebih rendah, lebih mungkin untuk memiliki skor aritmetika di bawah rata-rata.


Namun, untuk hasil tes subyek bahasa pada anak usia lima tahun tidak berbeda, sebagaimana pada aritmetika, bahkan setelah mempertimbangkan latar belakang keluarga anak. Jadi, menurut penelitian ini, hormon tiroksin ibu hanya berpengaruh untuk kemampuan matematika si anak.


Akan tetapi, kedua penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa tingkat tiroksin yang rendah pada ibu hamil jelas terkait dengan perkembangan mental buruk pada masa bayi, yang mungkin menyebabkan kesulitan belajar dan mengurangi pertumbuhan fisik


Selain itu saya juga pernah membaca bahwa pelukan juga bisa mempengaruhi kecerdasan. Beberapa penelitian klinis dan psikologis akan pentingnya sebuah pelukan juga telah dilakukan. Contohnya adalah penelitian dari University of North Carolina, Amerika Serikat (AS), yang menyebutkan bahwa pelukan antara orang tua dan anak dapat meningkatkan kecerdasan otak, juga merangsang keluarnya hormon oksitosin yang mampu memberikan perasaan tenang pada anak, serta mengurangi racun dari zat berbahaya di otak.

Penelitian lainnya dari Edward R Christopherson, psikolog klinis dari Children's Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, AS, menyebutkan bahwa pelukan lebih efektif daripada pujian atau ucapan sayang, karena membuat anak merasa dicintai dan dihargai. "Pelukan juga berdampak positif pada perkembangan otak dan IQ anak-anak," tulis Kathleen Keating, dalam bukunya "The Hug Therapy".


Senada dengan hal tersebut, psikolog dan penulis buku "The Miracle of Hug", Melly Puspita Sari, menjelaskan bahwa memberikan pelukan kepada anak minimal delapan kali sehari, dapat memberikan energi baru sehingga anak bisa beraktivitas serta mengoptimalkan potensinya.


Pelukan bisa memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin antara orang tua dan anak. Perlu juga diketahui bahwa sebuah pelukan yang penuh kelembutan, merupakan salah satu cara yang dapat membantu menyelesaikan masalah, terutama pada anak yang berperilaku unik.


Pelukan juga penting, karena orang yang biasa dipeluk cenderung mudah untuk memunculkan rasa kasih sayang terhadap sesama.

Post a Comment

0 Comments